Halaqoh: Sebuah Simbiosis Mutualisme

Sebuah simbiose yang harus diciptakan antara murobbi dan mutarobbi. Komunikasi yang dijalankan seharusnya adalah komunikasi timbal balik, dua arah. Murabbi yang 'hebat' bukanlah jaminan atas lahirnya mutarobbi-mutarobbi yang hebat pula. Akan terasa sangat membosankan manakala kita melakukan pekerjaan yang monoton. Sekolah misalnya, ketika seorang murid hanya datang pagi-pagi, di kelas hanya mendengar penjelasan dari guru, mencatat dan akhirnya pulang, bisa dibayangkan betapa monotonnya aktifitas belajar. Ini barangkali bisa terjadi tatkala tidak ada komunitas yang barangkali tercipta oleh pihak-pihak tertentu.

Begitu pula yang mungkin terjadi pada sebuah halaqoh dzikir yang lebih kita kenal dengan liqo'. Forum tholabul 'ilmi bisa menjadi forum yang amat membosankan kalau tidak dimaknai secara bijak. Datang ke liqo' tanpa bekal dan persiapan apa-apa (seperti tong kosong yang siap menampung isi), kemudian duduk melingkar menerima materi dan selanjutnya pulang dengan tong penuh terisi, namun tanpa mampu memaknainya. Yang terjadi kemudian adalah liqo' hanyalah rutinitas yang barangkali masih menjadi sesuatu yang haram untuk ditinggalkan. Tak tertutup kemungkinan bila suatu saat nanti, 3 bulan, 5 bulan, atau 1/2 tahun ke depan kain tarbiyah kita menjadi penuh lobang dan untuk menambalnya diperlukan sebuah muhasabah yang komprehensif.

"Aku tidak mendapatkan apa-apa dari halaqohku", begitu pernah dilontarkan seorang akhwat. Suatu pernyataan yang mungkin membuat kita cukup tercengang karena lontaran itu keluar dari mulut akhwat yang notabene sudah tertarbiyah selama kurang lebih 3 tahun. Memang tidak ada jaminan secara kuantitas lamanya waktu tarbiyah atas kualitas kedewasaan seseorang.

Menjadi sebuah masalah ketika beban psikologis tersebut menimpa aktifis yang dia adalah sekaligus 'leader'. Karena mau tidak mau, atau sedikit banyak pasti pancaran sebuah kegagalan sistematis dalam diri seorang leader akan merembet secara divergen kepada lingkungan di sekitarnya. Ini sangat disayangkan. Bagaimana proses kaderisasi akan berjalan mulus kalau yang menisbatkan seorang da'i melempem secara internal.

Bahkan sekedar cita-cita idealistis mewujudkan halaqoh yang muntijah. Produktifitas tidak begitu saja terbangun hanya dengan mengangan-angankannya dalam tujuan yang kalau digambarkan dalam piramidanya Reza (supertrainer) Syarif berada pada puncak. Di sana dibutuhkan lapisan di bawahnya yaitu strategi-strategi (baik jangka panjang maupun jangka pendek) dan kemudian teraplikasi lewat tindakan-tindakan harian kongkret. Sangat tidak bijak ketika kita menghendaki kualitas yang ok dari halaqoh dengan hanya menuntut sang murobbi. Itu namanya tidak kreatif, bahkan cenderung egois.

Permasalahan kebanyakan orang adalah kurang berkembangnya otak kanan. Namun sangat besar korelasinya antara otak kanan dengan kreatifitas yang kita bicarakan di sini. Produktifitas di sini harus kita pahami secara integral dan komprehensif. Artinya tidak hanya kemudian produktifitas atas diri pribadi yang diharapkan. Banyak sisi yang harus mendapatkan pengembangan. Peningkatan ruhiyah memang menjadi produk yang wajib dari sebuah halaqoh dzikir. Tapi yang harus kita sadari bahwa produktifitas pada sisi yang lain. Karena dari produktifitas kolektif ini akan muncul sebuah komunitas yang menyenangkan dalam menjalani sebuah pembelajaran.

Inilah yang disebut sebagai simbiosis mutualisme. Sebuah simbiosis yang harus diciptakan antara murobbi dan mutarobbi. Komunikasi yang dijalankan seharusnya adalah komunikasi timbal balik, dua arah. Murobbi yang 'hebat' bukanlah jaminan atas lahirnya mutarobbi-mutarobbi yang hebat pula. Pernah suatu ketika ada kasus di mana seorang ikhwan futur. Kemudian setelah dikonfirmasi lebih lanjut, ada sebuah lontaran kekecewaan dengan statement "murobbinya itu orang top loh, orang hebat." Apakah itu sebuah jaminan? Apakah murobbi top selalu menghasilkan orang top juga. Adalah bukan suatu hal yang aneh dan ajaib ketika orang 'top' justru keluar dari sebuah halaqoh yang mutarobbinya adalah orang biasa-biasa saja. Lantas apa masalahnya?

Top atau tidak top, hebat atau tidak hebat, toh parameter yang dipakai dalam menilai seseorang adalah parameter yang sifatnya nisbi. Barangkali pengkategorian orang top ini berdasarkan banyaknya amanah atau banyaknya kelompok binaan. Kalau statemen yang keluar dari mulut kita adalah seperti itu setiap kali berjumpa para 'futuris', itu artinya kita sangatlah egois.

Apakah murobbi itu adalah sang 'dewa' yang amat perfect tanpa kelemahan dan kesalahan dalam dirinya? Apakah dia merupakan makhluk yang tidak hanya mampu menciptakan 'orang hebat', tapi juga senantiasa menjaga keistiqomahan semua anak binaannya dengan berbagai karakter yang beragam. Tidak, murobbi adalah orang biasa-biasa saja. Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak seorang pun pemberi petunjuk baginya (QS Az-Zumar : 36)

Itulah mengapa tujuan membangun halaqoh produktif menjadi tanggung jawab dua belah pihak. Di satu sisi, murobbi berperan mengarahkan dan mendampingi perjalanan mutarobbinya menuju puncak cita-citanya. Di lain pihak, secara kolektif mutarobbi mempunyai tanggung jawab personel untuk mewujudkan cita-cita itu. Sehingga kekecewaan atas murobbi, ketidakpuasan mutarobbi kepada murobbinya atau kepada kondisi halaqohnya menjadi bahan muhasabah yang harus direnungi secara hakiki bahwa ini adalah tanggung jawab bersama. Dan kemudian secara fardhi kita tidak menjadi sosok yang memperpanjang barisan futuris-futuris sejati.

Sangatlah tidak bijak ketika kita menjustis bahwa futurnya seorang da'i itu kesalahan atau kegagalan murobbi dalam membina. Di hadapan Allah kelak, tiada istilah pertanggungjawaban kolektif. Memang kita diperintahkan-Nya untuk berjamaah, namun bukan berarti kemudian tanggung jawab atas kerja da'wah ini dilakukan secara berjamaah pula. Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain (Az-Zumar : 7)

(Dari Majalah Al-Izzah no 27/Th 3,30 April 2002 M)

Comments

Anonymous said…
1xbet korean | Online Casinos | Bookmaker | No Deposit Bonus
1xbet korean is a betting software provider founded in 1999. Its 메리트 카지노 주소 market 제왕 카지노 share is currently high and it has a focus on creating more than 1,000 1xbet korean casino

Popular posts from this blog

Kader PKS DPRa Mampang, Ngubek Empang

Ust. Anis Matta bicara Uang